Radiobintangtenggara.com, JEMBER – Pada bulan November 2017 Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,34 persen, angka ini lebih tinggi dari inflasi Jawa Timur sebesar 0,23 dan Nasional inflasi sebesar 0,20 persen.
Tercatat dari 8 kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,57 persen.
Lalu diikuti Kabupaten Jember 0,34 persen, Kabupaten Banyuwangi 0,33 persen, Kota Probolinggo dan Kota Malang masing-masing 0,27 persen, Kota Kediri 0,23 persen, Kota Surabaya 0,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,10 persen.
Baca Juga. Siapkan Ribuan Rumah, Bupati Jember Siap Tawarkan ke Pemberi
Kepala BPS Jember Indria Purwaningsih menerangkan, sepuluh komponen utama penyebab terjadinya inflasi pada bulan November adalah, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, wortel, daging sapi, dan bawang putih.
Menurut Indria, kenaikan harga beras sebesar Rp 500 rupiah per kilogram untuk semua jenis beras yang terjadi sejak minggu ketiga bulan November menjadikan beras sebagai komoditas penyumbang inflasi tertinggi sebesar 2,84 persen.
“Hal ini terjadi karna menurunnya jumlah produksi padi karna sudah jarangnya petani yang panen,” katanya.
Baca Juga. Dampak Banjir Porong, Okupansi Penumpang di Bandara Notohadinegoro Jember Meningkat
Sedangkan naiknya harga telur dan daging ayam ras selain karena meningkatnya permintaan juga menggambarkan keberhasilan upaya pemerintah memulihkan harga kedua komoditas yang harganya anjlok pada bulan sebelumnya.
Selain itu kenaikan harga lainnya terjadi karena meningkatnya permintaan dan juga akibat pengaruh musim hujan yang berkepanjangan. “Sehingga mengakibatkan hukum ekonomi berlaku saat permintaan naik dan persediaan turun,” ujarnya.
SUPIANIK