Radiobintangtenggara.com, JEMBER – Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) bukan hanya diterapkan di perguruan tinggi saja, namun juga diterapkan di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di Jember sekolah yang menerapkan sistim ini adalah SMA Negeri 1 Jember. Salah satu sekolah unggulan di Jember tersebut mulai menerapkan kurikulum K13 dengan sistem SKS tahun 2018 ini. Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala Kurikulum SMAN 1 Jember, Suharto, S.Pd.
Ia menjelaskan tahun ini pihak sekolah menerapkan sistem SKS untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, untuk siswa kelas XII tahun ini adalah terakhir kalinya merasakan sistem reguler. Dalam penerapan sistem SKS ini, setiap siswa di kelas diberi peluang kecepatan belajar sesuai kemampuan.
“Sehingga dengan sistem ini nantinya dimungkinkan para siswa dapat menempuh jenjang SMA hanya selama dua tahun saja,” katanya.
Menurut guru mata pelajaran Bahasa Inggris itu, tujuan penerapan sistem tersebut adalah memberikan hak pendidikan bagi para siswa. Karena sekolah berkewajiban memberikan layanan sesuai dengan kecepatan belajar siswa tanpa ada paksaan.
Suharto menerangkan, setelah menerapkan sistem SKS evaluasi seperti ulangan semester tidak lagi dilaksanakan. Kegiatan belajar mengajar dalam sistem SKS ini menjadi Kegiatan Belajar Mandiri (KBM) yaitu bersifat formatif tanpa ada ujian semester.
“Ujian hanya dilaksanakan sekali yaitu di Ujian Akhir Sekolah atau Ujian Nasional,” ujarnya.
Secara teknis, guru mata pelajaran, penasehat akademik (PA) dan guru Bimbingan Konseling dapat mengenali kemampuan dan kecepatan belajar siswa saat di kelas. Penggolongan kemampuan siswa antara lain kelompok cepat, normal atau kurang cepat.
Meski demikian, penerapan kurikulum K13 dengan sistem SKS ini ternyata juga memiliki kendala tersendiri bagi siswa. Menurut Kamila, siswa kelas X Mipa 4 mengatakan, sistem SKS yang diterapkan ini menuntut siswa lebih mandiri dalam belajar.
Biasanya dalam prakteknya seringkali guru masih menerangkan beberapa Bab pelajaran kepada temannya yang ia sendiri sudah menyelesaikan Bab tersebut. Sehingga untuk Bab-Bab selanjutnya ia merasa kurang lengkap pembahasannya.
SUPIANIK