Radiobintangtenggara.com, Jember – Kabupaten Jember masuk dalam lima besar daerah di Indonesia, dengan jumlah balita yang mengidap gizi buruk (stunting). Tercatat 30 % dari total 180.000 balita di Kabupaten Jember terindikasi stunting. Hal tersebut seperti yang dikatakan Direktur LSM Prakarsa Jawa Timur Madhekan, saat berada di Jember.
Menurutnya stunting adalah masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena balita yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat asupan gizi yang tidak mencukupi, akan terganggu perkembangan sel-sel otaknya. Hingga yang di khawatirkan kelak akan melahirkan Sumber Daya Manusia yang tidak memiliki daya saing.
Terlebih pada tahun 2.030 mendatang Indonesia akan merasakan bonus demografi. Dimana jumlah usia angkatan kerja produktif dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen dan penduduk berusia tidak produktif yaitu usia 14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun hanya 30 persen. Jika stunting terus dibiarkan, bonus demografi tersebut justru akan menjadi beban bagi Indonesia.
Lebih lanjut Madhekan menuturkan, dalam penanganan stunting semua elemen harus terlibat didalamnya. Mulai dari penguatan peran posyandu, pelibatan pemerintah desa, dan yang tidak kalah penting melibatkan para akademisi untuk melakukan riset terhadap pola pemberian gizi anak.
Madhekan menambahkan, para tokoh agama juga bisa berperan dalam memberikan pemahaman soal pola pengasuhan anak dan tentang pernikahan. Karena menurutnya banyak kasus stunting berangkat dari pernikahan dini dimana para orangtua tersebut tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang pola asuh anak.
SUPIANIK