Apel gabungan (Foto:MuhajirEfendi/RBT)

1200 Personel Amankan Arus Mudik dan Balik Lebaran 2019 di Banyuwangi

Radiobintangtenggara.com, Banyuwangi – Sebanyak 1.200 personil gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Senkom serta unsur lain disiagakan di operasi Ketupat Semeru 2019 di Banyuwangi. Tak hanya itu, Polres Banyuwangi juga mendapat bantuan personil dari Mabes Polri dan Polda Jatim.

Selasa sore (28/5/2019) digelar Apel Gabungan Operasi Ketupat Semeru 2019 di pelataran Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi.

“Ketapang menjadi salah satu fokus pengamanan mudik Lebaran 2019 dari Bali ke Jawa. Kami siap mengawal keselamatan pemudik yang melintasi Banyuwangi,” ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi.

“Pengamanan ini dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, mulai 29 Mei – 10 Juni 2019. Selain pos pengamanan, beberapa pos pelayanan juga akan ditempatkan di sejumlah titik seperti pusat perbelanjaan, pasar, pemukiman, rumah yang ditinggal mudik penghuninya, asrama polisi, terminal, stasiun, bandara, masjid, tempat wisata, SPBU, penginapan, dan lain-lain,” tambah Kapolres.

Meski Operasi Ketupat berakhir 10 Juni 2019, namun pihak kepolisian di Banyuwangi akan terus melakukan pengamanan hingga tanggal 16 Juni 2019.

“Berdasarkan analisa arus balik akan berakhir pada 16 Juni sehingga kita akan perpanjang tugas pengamanan,” terangnya.

Selain gelar pasukan, aparat kepolisian juga menggelar pemusnahan miras dari hasil operasi bersandi Penyakit Masyarakat (pekat) Semeru 2019 yang telah berakhir. Hasilnya 1.834 liter atau setara 1,8 ton minuman keras telah dimusnahkan aparat Kepolisian Resor Banyuwangi di Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.

Ribuan botol minuman mengandung alkohol itu dilindas menggunakan slender. Bau menyengat pun menyeruak ketika botol-botol berisi miras pecah dan membasahi aspal.

315 botol arak kapasitas 1 liter, 289 botol tuak ukuran 1 liter, plus 1.230 botol miras pabrikan berbagai merek dimusnahkan. Aparat telah menetapkan 84 orang sebagai tersangka dalam 84 kasus peredaran miras.

Operasi Pekat yang digeber mulai 15-26 Mei 2019 ini juga mengungkap 378 perkara premanisme dengan 453 tersangka. Ada pula masalah prostitusi, judi, bahan peledak, serta narkoba yang diakumulasi jumlah kasusnya 524 dengan 613 orang tersangka.

“Proses penyidikannya terkait dengan kasus itu. Paling banyak didominasi premanisme,” papar Kapolres Taufik.

AKBP Taufik menambahkan, Operasi Pekat memang sudah berakhir. Sesuai perkiraaan intelijen dan perkembangan situasi aparat tetap memberlakukan pengamanan jalanan dari aksi kriminalitas. Selama puasa aparat terus melangsungkan Patroli Gabungan TNI, Polri dan unsur lain.

“Arus mudik Lebaran kita membangun 24 Pos Pengamanan yang tersebar di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Lokasinya di terminal, pelabuhan maupun obyek wisata,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko mengatakan, pengamanan arus mudik dan balik Lebaran 2019 bukan hanya tanggung jawab petugas pengamanan dalam hal ini pihak kepolisian atau TNI. Namun hal ini merupakan tanggung jawab bersama.

“Kita tahu Banyuwangi menjadi kabupaten pariwisata yang maju. Kami harap pengamanan tak hanya dilakukan pada arus mudik saja. Melainkan destinasi wisata di Banyuwangi wajib juga diamankan. Masyarakat, pokmaswas dan hansip juga wajib menjaga kondusifitas Banyuwangi,” pungkasnya. (*)

Muhajir Efendi

About admin

Check Also

MoU yang ditandatangani Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan PT Bumi Sukses Indo untuk pembangunan Rumah Sakit. (Foto. Istimewa)

Gandeng PT Bumi Suksesindo, Pemkab Banyuwangi Bakal Bangun Rumah Sakit di Kecamatan Pesanggaran

Peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan terus menjadi prioritas Pemkab Banyuwangi termasuk upaya pembangunan rumah sakit di Kecamatan Pesanggaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *