Radiobintangtenggara.com, BANYUWNGI – Gugus tugas covid Banyuwangi terus melakukan simulasi dan evaluasi untuk melihat kesiapan destinasi wisata di Banyuwangi. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen yang selama dua hari ini melakukan simulasi pra kondisi tatanan baru atau New Normal.
Tempat wisata favorit di Banyuwangi itu dibuka sementara selama 2 hari (29 dan 30 Juni 2020) dan diberlakukan pembatasan pengunjung,. TWA Kawah Ijen bakal dibuka hanya pada pukul 08.00 Wib hingga pukul 13.00 WIB. Pengunjung wajib mendaftarkan diri dan tidak dipungut biaya alias gratis.
“Kami tadi bersama tim telah turun meninjau langsung simulasi pembukaan wisata alam Kawah Ijen hingga ke puncaknya. Dari pantauan gugus tugas, masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi oleh para petugas di Kawah Ijen sebagai syarat wisata yang aman, bersih, dan sehat,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Guntur Priambodo, Senin (29/6/2020).
Guntur salah satunya menyebut tentang pemilik warung di pos pemberhentian terakhir yang kurang memperlengkapi dirinya dengan perlengkapan standar. Misalnya, ada warung yang tidak menyediakan tempat cuci tangan, tempat duduk pengunjung yang terlalu berdekatan.
“Memang masih ada sedikit pemilik warung yang belum menerapkan protokol kesehatan dalam melayani konsumen. Warung ini penting bagi kami, karena warung-warung ini menjadi tempat transit setiap wisatawan sebelum mendaki Ijen. Di ayang akan banyak berinteraksi dengan wisatawan,” kata Guntur.
“Jadi, sekalian tadi kami edukasi tentang protokol new normal di sektor wisata. Mulai bagaimana melayani, penataan kursi dan tempat cuci tangan, hingga penggunaan faceshield untuk keamanan bersama. Kami ingin puluhan warung di sini sudah menerapkan,” imbuhnya.
Ditambahkan dia, tim juga menyarankan agar pengelola melengkapi sejumlah fasilitas agar sesuai standar kesehatan covid. Misalnya memperbanyak tempat cuci tangan bagi wisatawan maupun memperbanyak petugas yang berjaga di sana.
“Masalah ticketing tadi juga kami bahas. Bagaimana memudahkan pengunjung melakukan reservasi, karena kan sekarang kita melakukan kebijakan pembatasan atau kuota pengunjung di setiap destinasi,” jelas Guntur.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi, Purwantono mengatakan bahwa kegiatan simulasi pra kondisi tatanan baru atau New Normal dilakukan selama dua hari. Dalam simulasi ini, pihaknya telah melakukan sejumlah protokol untuk mencipatakan wisata yang bersih, aman, dan sehat.
“Dalam simulasi ini, kami telah mulai memberlakukan pembatasan pengunjung. Kami batasi sebanyak 225 orang. Mereka yang mendaftar melalui Banyuwangi tourism app yang bisa diizinkan naik. Dan gratis selama masa simulasi,” kata Purwantono.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tim gabungan terus bergerak melakukan verifikasi untuk proses sertifikasi protokol Kesehatan Covid 19 di sejumlah sektor pariwisata daerah. Karena sertifikasi tersebut menjadi syarat bagi sektor wisata untuk bisa dibuka kembali.
“Setelah masa simulasi, kini saatnya kami lakukan verifikasi. Bagi sektor wisata yang lolos penilaian akan mendapatkan sertifikat lolos uji protokol kesehatan Covid 19. Bagi yang belum lolos uji, nanti masih diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Trial error, itu terus disempurnakan,” ujar Anas.
Anas mengatakan, sertifikasi terhadap sektor wisata dilakukan daerah untuk memberi jaminan keamanan, kesehatan dan keselamatan bagi semua yang terlibat di sektor ini. Khususnya Kawah Ijen yang menjadi destinasi favorit di Banyuwangi yang terkenal dengan fenomena blue fire-nya.
“Kawah Ijen ini menjadi perhatian utama kami, karena kawasan itu adalah magnet wisata Banyuwangi. Kami ingin di destinasi ini, protokol kesehatan benar-benar dijalankan. Sehingga setelah semua protokol dijalankan, kami akan memberi memberi stempel tanda lolos sertifikasi,” tambah Anas.
“Sertifikasi ini adalah cara Banyuwangi untuk memberi jaminan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan. Karena kami sadar di masa pandemi ini bukan hanya pelayanan yang menjadi penilaian, namun kesehatan dan keamanan kini menjadi yang utama” imbuhnya.
Muhammad Handoyo