Radiobintangtenggara.com, BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi melakukan sejumlah persiapan program vaksinasi Covid 19 seiring pendistribusian vaksin yang mulai dilakukan oleh pemerintah pusat. Mulai dari melakukan verifikasi data calon penerima vaksin hingga menyiapkan sarana prasarana pendukung program vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menyatakan saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk kelancaran proses vaksinasi tersebut dalam waktu dekat. “Kami mendapat info, rencananya vaksin yang untuk Banyuwangi akan dikirim dari Surabaya pada 22 Januari besok. Sambil menunggu dropping dan kick off dari pusat, kami terus lakukan persiapan. Semoga lancar,” kata Rio, panggilan akrab Widji Lestariono, Selasa (5/1/2021).
Sejumlah persiapan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan saat ini adalah melakukan verifikasi data penerima vaksin. Verifikasi dilakukan pada sasaran vaksin tahap pertama yang diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes).
“Sesuai petunjuk pemerintah pusat, nakes akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksin, begitu pula di Banyuwangi. Dari data kami, total nakes se-Banyuwangi ada 6349 orang. Hingga hari ini, yang sudah terverifikasi angkanya mencapai 93,9 persen atau sebanyak 6006 orang dari jumlah total nakes,” ujar Rio.
Nakes yang menjadi sasaran tersebut, lanjut dia, terdiri atas semua nakes yang bekerja di fasilitas kesehatan (faskes) baik puskesmas, rumah sakit daerah dan swasta, klinik swasta hingga mereka yang bekerja di apotek.
“Bahkan sopir dan tenaga administrasi yang bekerja di faskes juga dihitung sebagai tenaga Kesehatan yang akan mendapatkan vaksinasi. Karena mereka juga termasuk orang-orang yang paling beresiko tertular virus karena bekerja di lingkungan faskes,” terang Rio.
Meskipun demikian, Rio juga menyampaikan jika pihaknya tetap akan melakukan screening bagi para calon penerima vaksin tersebut. Sasaran calon penerima vaksin adalah mereka yang berusia 18-59 tahun. Namun, tidak semua orang bisa divaksin. Terutama orang yang memiliki penyakit penyerta tertentu dan dalam kondisi khusus.
“Di antaranya yang tidak boleh divaksin adalah orang dengan komorbid penyakit ginjal kronis, hipertensi, jantung coroner, penyakit saluran cerna. Juga orang dengan kondisi tertentu seperti ibu hamil, punya riwayat alergi berat terhadap vaksin dan lainnya. Penyintas covid juga tidak perlu divaksinasi,” jelas Rio.
Bersamaan dengan itu, pihaknya juga terus menyiapkan sarana prasarana guna mendukung proses vaksinasi. Di antaranya menyiapkan faskes vaksinasi, tenaga Kesehatan atau vaksinator hingga perlengkapan penunjangnya.
“Untuk layanan vaksinasi, Banyuwangi menyiapkan 45 puskesmas se kabupaten, enam rumah sakit rujukan Covid, dan tambahan rumah sakit swasta lainnya. Yang terus dipersiapkan oleh faskes di antaranya ruangan yang memadai, APD dan bahan medis habis pakai seperti spet, kapas dan alkohol,” urai Rio.
“Juga sudah dilakukan simulasi pelaksanaan vaksinasi di faskes,” imbuh Rio.
Sedangkan untuk untuk vaksinator, saat ini Banyuwangi sudah menyiapkan ratusan nakes sebagai petugas vaksinasi.
“Kabar terbaru kami diminta untuk menambah jumlah vaksinator sebanyak tiga orang dari tiap puskesmas sehingga nantinya akan ada 225 vaksinator. Masih ada lagi tambahan tenaga vaksinator dari dinas Kesehatan dan RS,” ujar Rio.
Sementara itu Bupati Abdullah Azwar mengatakan jika daerah akan menyiapkan yang terbaik untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid 19.
“Saya kira, semua puskesmas sudah menyiapkan ini dengan baik. Terima kasih para tenaga kesehatan. Alur pelaksanaan, hingga alat-alat penyimpan juga sudah tersedia. Jadi, sewaktu-waktu instruksi pelaksanaan vaksin dari pusat turun, kita sudah siap semua,” kata Anas.
Anas pun berharap agar proses pelaksanaan vaksinasi akan berjalan lancar dan vaksinasi itu sendiri akan memberikan hasil sesuai harapan.
“Semoga lewat program ini tenaga kesehatan yang selma ini menjadi benteng pertahanan melawan covid bisa lebih terlindungi. Kita semua berdoa agar vaksinasi ini akan sukses sebagai haparan kita semua,” pungkas Anas.
Muhammad Handoyo