Cuaca Ekstrim BPBD Himbau Masyarakat Untuk Tetap Waspada.

Radiobintangtenggara.com, Banyuwangi– Cuaca ekstrim yang akhir-akhir ini terjadi di Banyuwangi, membuat BPBD Kabupaten Banyuwangi angkat bicara, pihaknya menghimbau bagi masyarakat agar tetap waspada, serta melakukan siaga, upaya dan aksi dini secara mandiri.

Yusuf Arif selaku kepala seksi pencegahan bencana BPBD Banyuwangi pada Senin, (27/09/2021) menyampaikan dengan adannya perkiraan cuaca ekstrim di banyuwangi diharapkan masyarakat untuk tetap waspada dan bisa melakukan pencegahan dini.

Yusuf menambahakan, sebelumnya BPDB Banyuwangi telah membagikan informasi cuaca ekstrim tersebut kepada petugas desa tanggap bencana (Destana) agar bisa mengantisipasi saat terjadinya bencana tersebut.

“Kami sudah membagikan informasi tentang perkiran adanya perubahan cuaca  ke group wa petugas (destana) dan pejabat Desa Hingga pemerintah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi” Ujar Yusuf

“dengan adanya informasi perkiraan perubahan cuaca ekstrim tersebut, beberapa hal yang membahayakan seperti pohon tumbang, angin putting beliung, hujan beresiko banjir, dan bencana lain dapat di antisiapasi sejak dini” Tambahnya

Yusus berharap masyarakat lebih memperhatikan tanda-tanda dari cuaca extrim dan ia juga menghimbau agar adanya koordinasi pemerintah kecamatan ke pemeritah desa dan sebaliknya jika adanya pohon yang terlihat membahayakan kepada masyarakat seperti pepohonan di pinggir jalan.

Selain itu masyarakat harap tetap berhati-hati terlebih mereka yang memiliki aktifitas perjalanan jauh jika terjadi cuaca hujan lebat angin kencang sebaiknya berhenti terlebih dahulu setelah dirasa kondisi jalan sudah normal masyarakat dapat melanjutkan perjalanan kembali.

Jurnalis: Andika Yoga

About M Handoyo

Check Also

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban. (Foto. Rendra Prasetyo)

Kepala Sekolah MI Baburrohmah Kalibaru Bercerita Saat Menemukan Korban Meninggal Dunia di Kebun Sengon

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban hingga akhirnya dikabarkan meningal dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *