Sisa peninggalan letusan Ijen Purba yang saat ini masih bisa dilihat dibeberapa wilayah di Tapal Kuda. (Foto. Instagram @ijengeopark.youth)
Sisa peninggalan letusan Ijen Purba yang saat ini masih bisa dilihat dibeberapa wilayah di Tapal Kuda. (Foto. Instagram @ijengeopark.youth)

Geotrip Diorama Bencana: Menyingkap Letusan Dahsyat Gunung Ijen Purba

BINTANGTENGGARA.NET, BANYUWANGI – Puluhan ribu tahun silam, Gunung Ijen Purba mengalami letusan supereksplosif yang mengubah wajah bumi di sekitarnya.

Letusan dahsyat itu tidak hanya menghancurkan sebagian besar tubuh gunung, tetapi juga melepaskan energi dan material dalam jumlah yang sangat besar.

Dikutip BINTANG TENGGARA dari Akun Instagram @ijengeopark.youth pada Senin, 12 Agustus 2024 agenda Geotrip Diorama Bencana digelar untuk melihat bekas letusan dahsyat gunung ijen purba

Sebab letusan itu  meninggalkan jejak yang masih dapat dilihat hingga hari ini. Mengingat akibat dari letusan tersebut, puncak Gunung Ijen amblas dan tertelan ke dalam bumi.

Itu menciptakan kaldera raksasa dengan diameter sekitar 16 kilometer. Kaldera ini sekarang dikenal sebagai salah satu kaldera terbesar di Pulau Jawa, menjadi saksi bisu dari kekuatan alam yang luar biasa.

Jejak letusan purba ini terabadikan dalam hamparan jutaan ton bebatuan piroklastik yang tersebar di kaki-kaki gunung.

Batuan itu, yang oleh masyarakat lokal disebut sebagai batuan paras, mengandung pecahan-pecahan magma yang tersimpan rapi dalam lapisan-lapisan tanah.

Hal tersebutlah yang menjadi diorama alami dari letusan besar yang terjadi ribuan tahun lalu, menciptakan pemandangan geologi yang mengagumkan.

Fenomena geologis itu tidak hanya menciptakan lanskap yang menakjubkan, tetapi juga memberikan nilai sejarah dan ilmu pengetahuan yang tinggi bagi wilayah Geopark Ijen.

Kaldera dan bebatuan piroklastik yang ada di kawasan ini menjadi bagian dari warisan bumi yang penting.

Bahkan menawarkan pelajaran berharga tentang kekuatan dan dinamika alam yang telah membentuk bumi yang kita huni saat ini.

Geotrip Diorama Bencana itu mengajak untuk menelusuri jejak sejarah geologis yang terpatri dalam lapisan-lapisan batuan bekas letusan Gunung Ijen Purba.

Agar mengingatkan manusia akan dahsyatnya kekuatan alam dan pentingnya menjaga serta melestarikan warisan bumi yang tak ternilai harganya. (RBT/Far)

About Fareh Hariyanto

Check Also

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban. (Foto. Rendra Prasetyo)

Kepala Sekolah MI Baburrohmah Kalibaru Bercerita Saat Menemukan Korban Meninggal Dunia di Kebun Sengon

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban hingga akhirnya dikabarkan meningal dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *