BANYUWANGI, RBT – Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 kembali mencatat sejarah baru. Pembalap asal Spanyol yang membela tim VC Fukuoka Jepang, Benjamin Reverte Prades, sukses merebut gelar juara setelah menuntaskan etape terakhir dengan catatan waktu impresif. Kemenangan ini menjadi penantian panjang selama 11 tahun sejak pertama kali ia mengikuti ajang balap sepeda bergengsi tersebut.
Prades, yang kini berusia 41 tahun, tampil sebagai yang tercepat di Etape Empat dengan waktu 4 jam 9 menit 42 detik. Ia unggul tipis atas Adne Van Engelen dari Terengganu Cycling Team Malaysia dan Nicolo Pettiti dari Swatt Club Italia, yang masing-masing tertinggal 2 dan 47 detik.
Etape pamungkas ini mengambil rute dari RTH Maron Genteng hingga Paltuding Gunung Ijen, dan turut disaksikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo.
Benjamin pertama kali mengikuti TdBI pada tahun 2014. Tahun ini merupakan partisipasinya yang keenam dalam ajang yang telah memasuki edisi ke-10 sejak pertama kali digelar pada 2012.
“Saya pernah finis di posisi dua dan tiga, tapi belum pernah juara sebelumnya. Saya bahagia karena balapan ini luar biasa. Ini salah satu balapan favorit saya,” ujar Benjamin.
Kemenangan ini bahkan membuatnya mempertimbangkan ulang rencana pensiun.
“Setelah melihat hasil ini, saya jadi bertanya mengapa harus berhenti, kalau saya masih bisa tampil bagus. Sekarang saya punya satu alasan lagi untuk lanjut setidaknya satu tahun lagi,” tambahnya.
Meski bukan climber sejati, Benjamin berhasil menaklukkan lintasan ekstrem Gunung Ijen yang dikenal dengan tanjakan curam dan cuaca tak menentu.
“Saya pikir tidak akan pernah menang di sini. Karena lintasannya cocok untuk climber sejati. Tapi saya lakukan yang terbaik untuk menang,” katanya.
Dengan kemenangan ini, Benjamin berhak mengenakan Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey) sebagai pemimpin klasemen umum. Sementara itu, Polkadot Jersey (Raja Tanjakan) tetap dipertahankan oleh Nicolo Pettiti dari Italia.
“Tanjakannya sangat berat dan panjang. Bahkan ada lintasan sepanjang satu kilometer dengan kemiringan lebih dari 20 persen. Saya tidak tahu apakah ada tanjakan lain seperti di sini,” ungkap Pettiti.
“Saya sangat menikmati balapan di sini. Ini pengalaman terbaik hidup saya,” tambahnya.
Blue Fire Jersey (Green Jersey/Best Sprinter) diraih oleh Jeroen Meijers dari Belanda yang membela Victoria Sports Pro Cycling Filipina. Sedangkan pembalap Indonesia, Syelhan Nurahmat Muhammad dari ASC Monster Indonesia, berhasil mempertahankan Banyuwangi Reborn Jersey sebagai pembalap Indonesia terbaik. (Asr)
Radio Bintang Tenggara Informasi Dan Solusi