BANYUWANGI, RBT – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mengakselerasi penguatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi di sejumlah sektor. Dua pelatihan yang diresmikan oleh Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi, menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan di era global.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., mengatakan dua sektor pelatihan tersebut adalah pariwisata dan pengelasan sangat dibutuhkan oleh dunia industri. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan di era global, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan kapasitas tenaga kerja lokal.
“Pelatihan vokasi pariwisata dan las merupakan dua keterampilan yang sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” katanya, Senin 11 Agustus 2025.
Menurut Prof. Yassierli, pengembangan SDM unggul harus berakar pada potensi lokal yang mampu menjawab tantangan global. Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis lokalitas dalam merancang program pelatihan, agar hasilnya benar-benar sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Program vokasi ini dirancang untuk menjangkau sektor-sektor potensial di berbagai daerah. Harapannya, pelatihan ini mampu menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya terampil, tetapi juga kompetitif di pasar kerja nasional maupun internasional,” jelasnya.
Sektor pariwisata dan pengelasan dipilih karena memiliki daya serap tinggi terhadap tenaga kerja, serta relevansi langsung dengan pembangunan infrastruktur dan industri jasa.
Di Banyuwangi, misalnya, sektor pariwisata terus berkembang sebagai motor ekonomi lokal, sementara pengelasan menjadi keterampilan teknis yang dibutuhkan di berbagai proyek konstruksi dan manufaktur.
“Pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang adaptif dan berdaya saing,” tambah Prof. Yassierli.
Kemnaker juga memastikan bahwa fasilitas dan layanan pelatihan di BPVP Banyuwangi telah memenuhi standar pelatihan kerja nasional. Mulai dari ruang praktik yang representatif, instruktur bersertifikat, hingga kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.
“Fasilitas sudah baik, tinggal bagaimana kita mengoptimalkan pemanfaatannya agar benar-benar menghasilkan lulusan yang siap kerja,” pungkasnya. (Asr)