BANYUWANGI, RBT – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, berkolaborasi dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan, memanen perdana kedelai di atas lahan seluas satu hektar di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pemanfaatan lahan untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dengan total 20 hektar dari 60 hektar lahan yang tersedia telah ditanami kedelai.
Acara panen yang digelar pada Rabu (29/10/2025) ini dihadiri secara langsung oleh Komandan Lanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso, Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, serta Komandan Kodim 0825 Banyuwangi, Letkol Arm. Triyadi Indrawijaya. Turut hadir perwakilan Forkopimda dan Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Barat, dan Utara, menandakan sinergi kuat antarinstansi.
Dalam sambutannya, Danlanal Banyuwangi mengungkapkan bahwa selain varietas kedelai hitam yang telah dipanen sejak akhir September dengan produktivitas 1-1,2 ton per hektar, pihaknya juga menguji coba varietas baru. “Kami berkolaborasi untuk menanam varietas baru dari Mabes AL, yaitu Kedelai Garuda Merah Putih, seluas satu hektar,” jelas Letkol Santoso.
Varietas unggulan baru tersebut, yang kini berusia 48 dan 58 hari dengan ketinggian mencapai 90 cm, ditanam secara bertahap dan ditargetkan dipanen pada akhir November 2025. Potensi hasilnya sangat menjanjikan. “Berdasarkan panen raya di Lampung yang disiarkan secara daring, kedelai ini mampu menghasilkan 3 hingga 4 ton per hektar. Kami berharap hasil serupa dapat dicapai di Banyuwangi,” tambahnya. Hasil dari Kedelai Garuda Merah Putih ini rencananya akan dijadikan bibit untuk mengoptimalkan 60 hektar lahan yang tersedia.
Wakil Bupati Mujiono dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa komitmen ini sejalan dengan visi Nawa Cita Pemerintah Pusat, khususnya dalam hal ketahanan dan kemandirian pangan. Ia mengungkapkan capaian positif sektor kedelai Banyuwangi, dimana produksi dari Januari hingga September 2025 mencapai 5.012 ton, meningkat signifikan 2.167 ton dibanding periode sama tahun 2024. Luas lahan tanam juga melonjak dari 1.407 hektar pada 2024 menjadi 2.475 hektar pada 2025.
“Sebagai komitmen terhadap ketahanan pangan yang berkelanjutan, Pemkab Banyuwangi terus mengembangkan berbagai inovasi untuk mendukung pertanian kedelai,” tegas Mujiono. Ia juga menjamin ketersediaan pupuk hingga Desember 2025 aman, dengan realisasi penyerapan urea sekitar 70% dan NPK 80%.
Untuk memastikan kesejahteraan petani, Danlanal Banyuwangi menyatakan telah berkoordinasi dengan Bulog setempat mengenai penyerapan hasil panen. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur akan terus mendampingi petani untuk meningkatkan produktivitas dan diversifikasi produk, tidak hanya untuk tempe dan tahu, tetapi juga untuk produk olahan lain seperti susu kedelai. (*)
Radio Bintang Tenggara Informasi Dan Solusi