BINTANGTENGGARA.NET, Banyuwangi – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan harapannya agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus mengawal kerukunan di Banyuwangi.
Pernyataan ini disampaikan pada acara Pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Kabupaten Banyuwangi masa khidmat 2024-2029 yang digelar di Pendopo Shaba Swagata Blambangan pada Rabu (7/8/2024).
“Banyuwangi terdiri dari berbagai budaya dan agama. Kami berharap MUI memperluas perannya, bukan hanya berdakwah, namun juga menjaga keberagaman dan merangkul semua pihak,” kata Bupati Ipuk.
Ipuk menekankan bahwa peran strategis MUI juga perlu lebih adaptif dengan kemajuan zaman dan kebutuhan generasi muda dewasa ini.
Dia menyoroti pentingnya bimbingan agama yang memadai bagi generasi muda, terutama dalam menghadapi bonus demografi yang akan didominasi oleh anak muda.
“Kami mengajak MUI untuk menjadi mitra kami dalam menyiarkan nilai-nilai keislaman kepada anak muda. Banyak tantangan terkait pembentukan karakter generasi z ini,” tuturnya.
Harapan Bupati Banyuwangi tersebut ditegaskan kembali oleh Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Timur, KH. Hasan Mutawakil Alallah.
Pengasuh PP. Zainul Hasan Genggong, Probolinggo itu menegaskan peranan strategis organisasi keulamaan yang telah berdiri sejak dekade 70-an.
“MUI merupakan khadimul ummah shadiqul hukumah atau pelayan umat dan mitra pemerintah. Masyarakat Banyuwangi tentu akan menanti peran MUI ke depan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum MUI Kabupaten Banyuwangi, KH. Muhaimin Asmuni, juga menyatakan bahwa pihaknya tidak akan sungkan membuka kemitraan, khususnya dengan Pemkab Banyuwangi.
“Kami berorientasi pada penguatan keagamaan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan dua hal ini, kami siap bersinergi dengan pihak-pihak yang memiliki visi misi yang sama, seperti halnya pemerintah,” tegasnya.
Acara pengukuhan dan rapat kerja tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh dan ulama yang ada di wilayah Banyuwangi.
Selain jajaran MUI Jatim dan Banyuwangi, turut hadir KH. Fakhruddin Mannan, KH. Ahmad Ghazali, KH. Muhammad Noer Khottib, KH. Ali Hasan Kafrawi, dan sejumlah kiai lainnya.* * *