BANYUWANGI, RBT – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) telah berkembang menjadi salah satu ajang budaya bertaraf nasional bahkan internasional. Penilaian ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Inovasi Pariwisata Kemenpar, Masruroh, saat menghadiri BEC 2025 yang digelar di pusat kota Banyuwangi.
Masruroh menyampaikan bahwa Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan BEC yang dinilai konsisten, inovatif, dan berdampak luas. “BEC bukan hanya parade kostum, tapi juga representasi budaya lokal yang dikemas secara profesional dan menarik. Ini adalah aset pariwisata Indonesia,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, Kemenpar turut mempromosikan BEC melalui berbagai kanal digital serta menggandeng agen perjalanan untuk memperluas jangkauan wisatawan. Langkah ini dinilai efektif dalam menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
BEC sendiri telah empat kali masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN), sebuah kurasi resmi Kemenpar untuk event unggulan daerah. Bahkan tahun lalu, BEC berhasil menembus 10 besar event terbaik di Indonesia. Penilaian KEN dilakukan oleh dewan juri independen yang mempertimbangkan kualitas penyelenggaraan, dampak sosial-ekonomi, serta kesinambungan acara.
Masruroh menekankan bahwa keberhasilan BEC tidak lepas dari tiga faktor utama: komitmen pemerintah daerah dan masyarakat, kekuatan budaya lokal terutama tradisi Suku Osing, serta kontribusi nyata terhadap sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.
“Banyuwangi punya modal budaya yang kuat. BEC adalah contoh bagaimana tradisi bisa diangkat menjadi daya tarik global tanpa kehilangan akar lokalnya,” tambahnya.
Tahun ini, BEC mengangkat tema Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual, yang menggambarkan fase-fase kehidupan masyarakat Suku Osing, dari sebelum kelahiran hingga akhir hayat. Narasi budaya ini menjadi inti dari parade kostum dan pertunjukan yang memukau ribuan penonton.
Wisatawan asing yang hadir mengaku terkesan dengan atmosfer festival, keunikan kostum, serta sajian kuliner lokal yang memperkaya pengalaman mereka. BEC 2025 kembali membuktikan bahwa Banyuwangi bukan hanya destinasi wisata alam, tapi juga panggung budaya yang layak diperhitungkan dunia. (Gal/Asr)