Yosomulyo Kian Mantap Menjadi ‘Desa Penari’ di Banyuwangi

BANYUWANGI, RBT – Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, semakin mantap meneguhkan diri sebagai “Desa Penari” melalui gelaran Festival Yosomulyo Menari 2025 yang berlangsung meriah di lapangan desa setempat, Minggu (14/9/2025).

Sebanyak 1.300 warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tampil serempak menari Tari Merujuk sebagai simbol persatuan, kebersamaan, dan harapan akan kesejahteraan desa.

Dengan mengusung tema “Holopis Kuntul Baris”, festival ini menekankan makna kekompakan dan gotong royong. Tari Merujuk, yang dipentaskan bersama, menjadi lambang harmoni masyarakat desa yang berkomitmen membangun identitas baru bagi Yosomulyo.

Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. Mujiono, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi tinggi. Pihaknya menilai, menggerakkan 1.300 warga untuk menari bersama bukanlah hal mudah.

“Tari membutuhkan keserasian dan kekompakan. Yosomulyo berhasil menyatukan berbagai perbedaan menjadi satu harmoni yang luar biasa. Kolaborasi ini benar-benar spektakuler,” katanya.

Sementara itu Kepala Desa Yosomulyo, Joko Utomo Kurniawan mengatakan, Festival Yosomulyo Menari 2025 ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan deklarasi identitas baru. Desa yang dulunya tidak memiliki potensi alam unggulan ini kini membranding dirinya sebagai Desa Penari.

“Kami sadar desa kami tidak punya kekayaan alam yang bisa ditonjolkan. Karena itu, kami sepakat menciptakan brand baru: Yosomulyo sebagai Desa Penari. Ini belum pernah ada sebelumnya, dan kami ingin membangunnya bersama-sama,” ungkap Joko.

Keputusan ini bukanlah sekadar gagasan di atas kertas. Dengan semangat gotong royong, seluruh warga turun tangan, mulai dari latihan tari berbulan-bulan, menyiapkan kostum, hingga menghidupkan suasana festival.

Festival Yosomulyo menari ini tidak hanya menampilkan seni tari, tetapi juga memberdayakan pelaku UMKM lokal. Beragam produk kuliner, kerajinan, hingga hasil olahan warga turut dipamerkan, memberi ruang bagi roda perekonomian desa untuk bergerak lebih cepat.

Masyarakat yang hadir tidak hanya menikmati suguhan seni, tetapi juga mendapatkan pengalaman menyeluruh tentang kearifan lokal Yosomulyo. Kehadiran UMKM membuat festival ini semakin hidup, sekaligus mempertegas konsep pembangunan desa berbasis budaya dan ekonomi kreatif.

Dengan keberhasilan penyelenggaraan festival ini, Yosomulyo kian mantap menapaki jalan baru sebagai “Desa Penari”. Bukan hanya sebagai atraksi seni, tetapi juga sebagai identitas kolektif yang dibangun dengan kekompakan dan gotong royong seluruh warganya. (Asr)

About Bintang Tenggara

Check Also

Moncer! Dua Bocah Atlet Cilik Catur Banyuwangi Wakili Jawa Timur di Kejurnas Mamuju

Dua Bocah Jenius Catur Banyuwangi Gemilang di Kejurnas ke-50, Satu Lolos ke Ajang Asia

BINTANGTENGGARA – Kabar membanggakan datang dari dunia catur nasional. Dua atlet belia asal Kabupaten Banyuwangi, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *