Perkins International Latih Guru dan Orang Tua ABK Banyuwangi Teknik Fisioterapi
Perkins International Latih Guru dan Orang Tua ABK Banyuwangi Teknik Fisioterapi

Perkins International Latih Guru dan Orang Tua ABK Banyuwangi Teknik Fisioterapi

BINTANGTENGGARA – Perkins International, organisasi global yang bermarkas di Boston, Amerika Serikat, terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan perawatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kabupaten Banyuwangi.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan pelatihan fisioterapi bagi para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dan orang tua yang memiliki anak dengan hambatan fisik. Pelatihan yang telah diikuti ratusan peserta ini bertujuan membekali mereka dengan keterampilan fisioterapi dasar. Harapannya, intervensi dini yang tepat dapat membantu anak-anak mencapai potensi perkembangan fisik yang optimal.

Pelatihan langsung dipandu oleh pakar Fisioterapis Pediatrik Neuro asal India, DR. Loganathan Gurusamy. Dalam sesinya, DR. Loganathan tidak hanya mengajarkan teknik mengaktifkan otot, tetapi juga menyoroti pola asuh yang sering ditemui. Menurut pengamatannya, ikatan kuat antara orang tua dan anak di budaya Asia Tenggara kerap berujung pada overprotektif, yang justru dapat menghambat kemandirian anak, khususnya penyandang disabilitas.

“Melindungi itu wajar, tetapi jangan berlebihan hingga membuat anak tergantung penuh. Mereka harus dilatih berpartisipasi aktif dalam aktivitas harian untuk mencegah pelemahan otot,” tegas DR. Loganathan. Ia mendemonstrasikan praktik sederhana, seperti mengajak anak bergerak aktif alih-alih langsung menggendongnya saat akan dipindahkan.

Salah satu peserta, Wartini, ibu dari anak penyandang Cerebral Palsy berusia 11 tahun, mengapresiasi pelatihan ini. “Anak saya masih kesulitan berjalan tegak. Dari pelatihan, saya dapat ilmu cara yang tepat untuk melatihnya berdiri,” ujarnya.

Pendapat senada disampaikan Ariensa Gita Pralistyo, guru SLB Negeri Banyuwangi. “Saya baru tahu bahwa mengangkat anak dengan cara sembarangan bisa membahayakan tulang punggung mereka. Ada teknik aman yang harus dipelajari. Komunikasi aktif juga kunci agar anak mau kooperatif,” pungkasnya.

Pelatihan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara lembaga internasional, tenaga pendidik, dan keluarga dalam membangun ekosistem supportif bagi pertumbuhan ABK di Banyuwangi. (Asr)

About Bintang Tenggara

Check Also

Gubernur Khofifah Raih Penghargaan Tertinggi "Tunjung Wiyata Jati" dalam KI Award 2025

Gubernur Khofifah Raih Penghargaan Tertinggi “Tunjung Wiyata Jati” dalam KI Award 2025

BINTANGTENGGARA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meraih penghargaan tertinggi “Tunjung Wiyata Jati” dari …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *