api Era Perubahan Kuantum, Pemkab Banyuwangi Bekali ASN dengan Mindset Digital dan Kolaboratif
api Era Perubahan Kuantum, Pemkab Banyuwangi Bekali ASN dengan Mindset Digital dan Kolaboratif

Hadapi Era Perubahan Kuantum, Pemkab Banyuwangi Bekali ASN dengan Mindset Digital dan Kolaboratif

BINTANGTENGGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi secara proaktif menyiapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menghadapi percepatan perubahan di era baru yang bergerak sangat cepat dan kompleks, dikenal sebagai Quantum Age. Untuk menyelaraskan pola pikir dan cara kerja birokrasi, Pemkab menghadirkan pakar manajemen dan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, dalam kegiatan Capacity Building ASN Go Digital.

Acara yang diikuti ribuan ASN serta dihadiri tokoh masyarakat dan agama ini mengusung tema “Kolaborasi, Inovasi, dan Transformasi untuk Pemerintahan Masa Depan”.

Dalam paparannya, Prof. Rhenald Kasali menegaskan bahwa dunia telah memasuki fase di mana perubahan tidak lagi linier, melainkan melompat secara kuantum. “Ini adalah era ketika konflik bisa muncul lewat algoritma, keputusan diambil oleh mesin, dan ancaman datang dari kecerdasan buatan, informasi palsu, hingga serangan digital jika tidak disikapi secara bijak,” ujarnya.

Menurutnya, negara saat ini bisa terguncang bukan semata oleh kekuatan militer, tetapi oleh kecepatan teknologi yang melampaui kemampuan institusi dalam membaca dan mengantisipasi perubahan. Ciri utama era ini adalah kecepatan, keterhubungan tanpa batas, dan ketidakpastian yang tinggi.

“Dunia tidak lagi berjalan linear. Pemerintah dituntut untuk lincah, adaptif, dan mampu membaca perubahan yang sulit diprediksi,” tegas pendiri Rumah Perubahan tersebut.

Prof. Rhenald juga menyoroti pentingnya posisi manusia dalam bekerja berdampingan dengan mesin dan kecerdasan buatan (AI). AI, katanya, harus menjadi alat bantu, bukan pengganti kemampuan berpikir kritis manusia. “Risiko terbesar muncul ketika manusia menjadi malas berpikir, kehilangan daya analisis, dan menerima informasi dari AI secara mentah tanpa verifikasi,” jelasnya.

Dia mengingatkan, era kuantum juga mengubah cara masyarakat memaknai kebenaran, di mana informasi sangat bergantung pada konteks. Hal ini menuntut kebijakan publik yang memahami realitas lapangan yang beragam. Di sisi lain, keterhubungan digital memerlukan kewaspadaan tinggi terhadap keamanan data dan privasi. “ASN harus bijak menggunakan teknologi agar tidak melanggar ruang personal masyarakat,” imbuhnya.

Ke depan, birokrasi harus berani berinovasi dan berkolaborasi tanpa meninggalkan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. “Saya rasa birokrasi masa depan harus lincah, kolaboratif, dan berani melakukan terobosan,” pungkasnya.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa materi yang disampaikan Prof. Rhenald sangat relevan dengan upaya transformasi digital yang sedang digalakkan Banyuwangi. “Kita tidak boleh menghindar dari perubahan. Kita harus menghadapinya bersama-sama untuk membangun Banyuwangi ke depan,” kata Ipuk.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Banyuwangi untuk membangun kapasitas ASN agar lebih tangguh, adaptif, dan siap memimpin transformasi pelayanan publik di tengah disrupsi yang tidak terelakkan. (Asr)

About Bintang Tenggara

Check Also

DPC PDIP Banyuwangi Diguncang Gejolak Pasca Konfercab, 90 Persen PAC Tolak Ketua Baru

DPC PDIP Banyuwangi Diguncang Gejolak Pasca Konfercab, 90 Persen PAC Tolak Ketua Baru

BINTANGTENGGARA –  Pasca penyelenggaraan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan di Surabaya, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *