Radiobintangtenggara.com, BANYUWANGI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi kembali memberikan himbauan kepada nelayan untuk mewaspadai gelombang tinggi di pesisir laut selatan Jawa.
Berdasarkan pantauan dari citra satelit, hingga beberapa kedepan BMKG mencatat gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah laut jawa selatan dan samudera hindia dengan ketinggian mencapai kurang lebih 2,5 hingga 4 meter.
“Potensi gelombang tinggi masih kerap terjadi di perairan selatan jawa,” kata Anjar Triono Hadi, Prakirawan BMKG Banyuwangi saat dikonfirmasi radiobintangtenggara.com, Jumat (9/6).
Sementara itu untuk perairan kawasan Selat Bali ketinggian gelombang diprediksi bisa mencapai 0.5 hingga 0.8 cm.
Kondisi ini tentu membuat para penyedia angkutan penyeberangan harus lebih waspada dan berhati-hati jika melewati arus gelombang yang deras.
Selain itu, kata dia, BMKG juga memprediksi pada bulan Juni ini masih berpotensi terjadi hujan meskipun sebenarnya sudah memasuki musim kemarau.
“Hujan diprediksi masih akan turun, hal ini disebabkan adanya anomali cuaca. Sehingga musim kemarau saat ini bisa disebut sebagai kemarau basah karena membawa air hujan,” ungkap Anjar.
BMKG juga meminta kepada masyarakat agar mewaspadai peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang sewaktu-waktu dapat mengakibatkan terjadinya cuaca yang ekstrim, seperti angin kencang dan petir.
Hal ini, lanjutnya, mengharuskan kepada nelayan untuk tidak terlalu jauh meninggalkan bibir pantai lantaran kondisi gelombang yang belum stabil akibat pengaruh dari pertumbuhan awan Cumulonimbus.
“Kami harapkan sebelum melaut para nelayan bisa membuka website resmi BMKG untuk mengetahui perkembangan informasi mengenai cuaca, apakah aman atau tidak,” imbaunya.
Rizki Restiawan