Radiobintangtenggara.com, JEMBER – Menjadi pemasok 40 persen kebutuhan garam nasional, tidak membuat provinsi Jawa Timur dan wilayah kabupaten yang ada didalamnya terhindar dari kelangkaan garam seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
Kepala Disperindag kabupaten Jember, Anas Makruf , Selasa (25/07) mengatakan kelangkaan garam juga terjadi di kabupaten Jember.
Ia mengakui jika banyak mendapat laporan baik melalui radio maupun petugas dipasar tentang kelangkaan garam yang terjadi di kabupaten Jember.
Setelah berkomunikasi dengan Disperindag Propinsi Jawa Timur, diketahui jika kelangkaan terjadi tidak saja di Jawa Timur melainkan hampir semua wilayah propinsi di Indonesia.
“Penyebabnya adalah anomali cuaca yang saat ini terjadi,” katanya.
Baca Juga. Kerap Memeras, Residivis Oknum Wartawan Kembali Ditangkap
Anas menambahkan, dimana tidak adanya musim panas pada akhir Juli 2017 mengakibatkan menurunnya produksi garam yang memang sangat dipengaruhi faktor cuaca.
Menurutnya, hingga kini harga garam disejumlah pasar di kabupaten Jember naik sekitar 200 persen, untuk garam halus hingga Selasa (25/07) terpantau dikisaran Rp 6.600.- perkilogram, padahal harga normal hanya Rp 3 ribu perkilogram.
Sebagai upaya mengatasi kelangkaan itu, Disperindag Jember akan berkoordinasi dengan Disperindag Propinsi dan juga pihak distributor.
“Jika memang dibutuhkan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan impor garam,” ujarnya.
Namun, Anas memastikan hal tersebut dilakukan sebagai upaya terakhir dan melalui mekanisme impor seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang.
SUPIANIK