Radiobintangtenggara.com, WONGSOREJO – Kementerian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) membantu pembangunan sumur bor untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah Wongsorejo Banyuwangi. Sumur bor tersebut dibangun di wilayah kekeringan, di Dusun Pal 4, Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo yang bisa dimanfaatkan hingga 3.000 jiwa.
Penyerahan sumur bor ini dilakukan Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral bidang Geopark, Museum dan Sarana Prasarana, Liela Ubaidi, Sabtu (2/3/2019). Penyerahan dihadiri Forpimka Kecamatan Wongsorejo, pejabat Pemkab Banyuwangi dan Situbondo serta masyarakat setempat.
Liela Ubaidi menyatakan, penyerahan ini menandakan sumur bor sudah dapat digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Peresmian dan penyerahan sumur bor ini juga sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, bersama pemerintah daerah memiliki program yang pro terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Salah satunya pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam,” ujar Liela.
Sumur bor ini, lanjut Liela Ubaidi, memiliki spesifikasi teknis kedalaman 130 m, dengan debit air 2,2 Liter/detik. Sumur yang dibangun pada tahun 2018 ini dioperasikan dengan menggunakan pompa selam (submersible) 3 PK.
“Sumur bor ini juga dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa, dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter. Sumur bor ini mampu melayani kebutuhan air bersih sampai dengan 3.000 jiwa,” tambahnya.
Dijelaskan, program penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah dalam sudah dimulai sejak tahun 2000-an. Sampai saat ini, terhitung 2005 s/d 2018 sebanyak 2.290 unit sumur bor telah dibangun untuk melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa masyarakat daerah sulit air bersih yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Suyanto Waspotondo Wicaksono mengatakan, bersyukur Banyuwangi mendapatkan sebuah bantuan sumur bor dari Kementerian ESDM. Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pecamatan dan desa untuk membuat jaringan pipa air bersih ke rumah warga.
“Nanti biar desa yang mengelola dengan dibuatkan peraturan desa,” ungkapnya.
Untuk sementara ini, pihaknya akan fokus pemanfaatan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Jika nantinya kebutuhan air bersih untuk warga sudah terpenuhi barulah air tersebut akan dimanfaatkan untuk pertanian.
Suliswati, salah seorang warga Dusun Pal 4, Desa Sumberbuluh, mengaku sangat terbantu dengan adanya sumur bor tersebut. Sebab, sebelum ada sumur bor dia harus mencari air bersih ke dusun sebelah yang jaraknya kurang lebih 3 km.
“Alhamdulillah sekarang sudah tidak perlu jauh-jauh lagi, airnya bersih dan segar,” akunya. (*)
Rizki Restiawan