Warga di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, mengembangkan peternakan ayam petelur untuk memperkuat ketahanan pangan. (Foto. Istimewa)
Warga di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, mengembangkan peternakan ayam petelur untuk memperkuat ketahanan pangan. (Foto. Istimewa)

Desa Watukebo Kembangkan Peternakan Ayam Petelur untuk Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan Warganya

BINTANGTENGGARA.NET, Wongsorejo – Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, mengembangkan peternakan ayam petelur sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan dan mengentaskan kemiskinan warganya.

Program yang dimulai sejak pertengahan 2024 itu menggunakan Dana Desa sebagai modal awal, sekitar Rp263 juta, untuk pembangunan kandang, pembelian bibit ayam, dan pakan.

Selain menghasilkan telur, program ini juga memberikan bantuan pangan bergizi kepada ratusan warga miskin, lansia, ibu hamil, dan balita stunting.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi inisiatif ini sebagai contoh efektifitas penggunaan Dana Desa.

“Selain penguatan ketahanan pangan, juga bisa menjadi salah satu cara pengentasan kemiskinan,” ujar Ipuk.

Ia menambahkan bahwa program ini sejalan dengan visi ketahanan pangan nasional yang tengah digaungkan pemerintah pusat.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo, kita harus memastikan semua keluarga bisa mengakses pangan yang cukup dan bergizi. Semoga program seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa lainnya,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Desa Watukebo, Maimun Hariyono, menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul dari keinginan menghadirkan program ekonomi produktif yang berdampak langsung pada masyarakat.

“Saat ini ada 1.000 ayam petelur yang diternak dengan potensi produksi mencapai 85%, atau rata-rata memproduksi 850 butir telur per hari,” kata Hariyono.

Telur-telur yang dihasilkan dimaksimalkan untuk program ketahanan pangan di desa, dan sisanya dijual ke pasaran.

Rata-rata per bulan, desa ini mampu membagi 4.000–5.000 butir telur kepada ratusan warga yang termasuk dalam kategori kelompok rentan.

Masing-masing penerima akan mendapatkan 10 butir telur setiap bulannya, yang pembagiannya dilakukan oleh kader saat posyandu.

Selain kelompok rentan sebagai penerima wajibnya, tak jarang saat ada kegiatan besar di desa, Pemdes juga membagikan telur gratis kepada warga. Misalnya, saat kegiatan maulid nabi dan pengajian akbar lainnya.

“Begitu juga saat ada warga yang meninggal, biasanya desa ikut menyumbang telur untuk kegiatan pengajian di rumah duka,” ujar Hariyono.

Program itu juga berdampak positif pada penurunan angka stunting di desa. Dari 57 balita stunting pada 2023, jumlahnya berkurang menjadi 37 pada 2024.

“Tahun ini sudah kita anggarkan kembali sebesar Rp344 juta. Dana tersebut rencananya untuk penambahan kandang dan pembelian 1.500 bibit ayam petelur,” terangnya. (RBT/Far)

About Fareh Hariyanto

Check Also

Jadwal Pertandingan Persewangi Banyuwangi di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional yang dirilis PSSI. (Foto. Instagram @persewangiofficial)

Persewangi Banyuwangi Siap Berlaga di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional, PSSI Resmi Umumkan  Jadwal Pertandingan 

Melalui surat resmi dari PSSI pada Rabu, 07 Mei 2025 malam, tim asal Banyuwangi itu tergabung dalam Grup B bersama Persika Karanganyar, Persebata Lembata, dan Persic Cilegon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *