Petugas Haji di kloter 43 membantu Calon Jemaah Haji (CJH) asal Banyuwangi yang beresiko tinggi saat melaksanakan umrah wajib di Mekah. (Foto. Dimyati For RBT)
Petugas Haji di kloter 43 membantu Calon Jemaah Haji (CJH) asal Banyuwangi yang beresiko tinggi saat melaksanakan umrah wajib di Mekah. (Foto. Dimyati For RBT)

Petugas Haji Kloter 43 Asal Banyuwangi Terus Dampingi CJH Beresiko Tinggi untuk Jalankan Umroh Wajib di Mekah

BINTANGTENGGARA.NET, Mekah – Calon Jemaah Haji (CJH) asal Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 43, khususnya yang masuk kategori berisiko tinggi (risti), telah berhasil menyelesaikan rangkaian umrah wajib di Tanah Suci.

Meskipun sebagian dari mereka memiliki keterbatasan fisik, para jemaah tetap dapat melaksanakan ibadah dengan bantuan dari petugas dan sesama jemaah.

Dimyati, Ketua Kloter 43 mengatakan bahwa proses pelaksanaan umrah wajib bagi jemaah risti dilakukan secara kolektif dan terkoordinasi.

Para jemaah yang mengalami keterbatasan mobilitas, dibantu menggunakan kursi roda untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah.

“Jemaah risti kita bantu bersama-sama, pakai kursi roda. Petugas dan jemaah yang fisiknya lebih mampu kita atur secara bergiliran mendampingi, termasuk pasangan suami istri,” ujar Dimyati.

Gotong royong antar jemaah menjadi salah satu kekuatan dalam pelaksanaan ibadah, terutama di tengah tantangan fisik dan cuaca panas Mekah yang semakin meningkat seiring masuknya bulan Dzulhijjah.

Mengingat jumlah jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, juga terus bertambah di Kota Mekah jelang puncak ibadah haji.

Dimyati menambahkan bahwa pihaknya terus memantau dan menakar istithaah masing-masing jemaah yang ada di tanah suci.

Pada konteks ibadah haji, istithaah merujuk pada kemampuan dan kesanggupan seseorang dalam menjalankan ibadah, utamanya dari aspek kesehatan fisik.

“Yang penting bukan hanya sekedar ikut, tapi kita ingin memastikan mereka bisa menjalankan ibadah dengan layak dan aman. Karena istithaah itu bukan hanya kemampuan finansial, tapi juga fisik dan mental,” imbuhnya.

Tentu dengan telah selesainya rangkaian umrah wajib, para jemaah kini bersiap menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), yang memerlukan kesiapan fisik lebih besar.

Sementara itu Kloter 43 sendiri masih akan terus menjalani beberapa persiapan pembekalan dan pemeriksaan kesehatan sebelum menuju ke Armuzna awal bulan depan. (RBT/Far)

About Fareh Hariyanto

Check Also

Menhut Raja Juli Antoni Serahkan SK Pelepasan Kawasan Hutan di Banyuwangi

BANYUWANGI, RBT – Penantian panjang warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, akhirnya berbuah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *