BANYUWANGI, RBT – Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam 2 Juli 2025 saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Jembrana. Insiden tragis ini telah menelan korban jiwa dan menyebabkan puluhan penumpang masih dalam pencarian. Upaya penanganan dan pencarian korban oleh berbagai pihak terkait masih terus berlangsung intensif.
Meskipun terjadi insiden besar ini, arus lalu lintas penyeberangan di Selat Bali antara Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk dilaporkan tidak terpengaruh. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal lain tetap berjalan normal, mengingat lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya tidak mengganggu alur pelayaran utama. Pihak otoritas pelabuhan telah memastikan bahwa keselamatan pelayaran lainnya tetap menjadi prioritas utama.
“Penyebrangan lancar jaya, tidak terganggu oleh insiden kapal tenggelam,” kata Risal, salah satu warga Banyuwangi.
Hingga Kamis sore 3 Juli, data terbaru menunjukkan bahwa dari total 53 penumpang dan 12 awak kapal yang berada di KMP Tunu Pratama Jaya, sebanyak 31 orang berhasil ditemukan selamat. Namun, empat penumpang lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sementara itu, 30 penumpang lainnya masih belum ditemukan dan terus dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan. Diperkirakan pula ada 22 kendaraan dari berbagai jenis yang turut tenggelam bersama kapal.
Diberitakan sebelumnya Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memastikan bahwa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di bawah Pemkab Banyuwangi terlibat penuh dalam upaya penanganan ini. “Kami turut bela sungkawa atas tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Semoga korban meninggal dunia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa, dan yang dalam perawatan segera diberi kesembuhan,” kata Bupati Ipuk.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana. Sejak semalam, sejumlah armada ambulans telah disiagakan. RSUD Blambangan juga telah menyediakan ruang khusus untuk korban yang membutuhkan tindakan medis. Selain itu, tenaga kemanusiaan dari BPBD Banyuwangi dan Tagana Dinsos Banyuwangi aktif membantu tim evakuasi di lapangan.
“Bersamaan itu, pemkab juga telah melakukan asesmen awal atas korban meninggal guna memastikan penanganan yang tepat, mulai dari pendampingan psikologis hingga bantuan untuk keluarga,” terang Bupati Ipuk. (Asr)