BANYUWANGI, RBT – Sebanyak 885 tenaga pendidik dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Banyuwangi untuk menghadiri Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII, sebuah forum nasional yang fokus pada pengembangan pendidikan berbasis lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis, 8–10 Juli 2025 ini mengangkat tema Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim, serta dibuka langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Dalam sambutannya, Ipuk menekankan pentingnya membangun sistem pendidikan yang adil, sehat, dan inklusif, sekaligus mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan lingkungan global.
“Guru harus menjadi agen perubahan. Ajarkan anak didik kita mencintai lingkungan lewat tindakan sederhana, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, dan mitigasi bencana,” kata Ipuk.
Banyuwangi sendiri telah menjalankan berbagai inisiatif pendidikan berbasis lingkungan, seperti program Sekolah Asuh Sungai yang melibatkan siswa untuk menjaga kebersihan sungai sekitar. Program ini telah menjangkau 65 dari 68 aliran sub-sungai di daerah tersebut.
Ada pula Sekolah Asuh Siaga Bencana yang membekali siswa dengan budaya tanggap bencana, serta program Sekolah Asuh Sister Say—sistem edukasi mandiri yang mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman sayur sebagai bentuk ketahanan pangan sekolah dan rumah tangga.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menjelaskan bahwa TPN XII diikuti oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas dari berbagai jenjang pendidikan, mulai TK hingga SMA/SMK. Peserta berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Jember, dan daerah lainnya.
Selama pelaksanaan TPN XII, peserta mengikuti rangkaian agenda seperti talkshow pendidikan, pasar inovasi, pamer karya, kelas pendidik dan kelas pemimpin, focus group discussion, hingga debat pendidikan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber terkemuka, di antaranya Kepala BBGTK Jatim, Abu Khaer; perwakilan Balai Besar Penjamin Mutu Kependidikan, Al Badrotus Tsaniyah; dan Ketua Kampus Guru Cikal Jakarta, Marsaria Primadona.
“Forum ini menjadi ruang bertukar praktik terbaik. Para peserta membawa inovasi dari sekolah masing-masing untuk dibagikan dan diadopsi secara nasional,” ujar Suratno. (Asr)