Bupati Banyuwangi saat mengunjungi Sentra Usaha Lontong di Desa Karangsari Kecamatan Sempu Banyuwangi. (Foto. Pemkab)

Usaha Lontong di Desa Karangsari, Potret Sentra Produksi Padat Karya dari Warga Banyuwangi

BINTANG TENGGARA, SEMPU – Dusun Karanganyar, yang terletak di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, merupakan salah satu lokasi dengan potensi ekonomi yang menjanjikan.

Terkenal sebagai sentra produksi lontong di Banyuwangi, setiap hari ribuan lontong diproduksi dari desa ini. Tercatat 28 industri lontong rumahan, dusun ini menjadi pusat produksi yang signifikan.

Rata-rata, setiap tempat produksi menghasilkan sekitar 1000 lontong per hari untuk memenuhi permintaan pasar, bahkan ada yang melebihi 1500 lontong.

Salah satu tokoh utama dalam industri ini adalah Nur Kholis, yang telah mengelola usaha produksi lontong di rumahnya sejak 2002. Dengan modal awal hanya 5 kg beras, kini dia menghabiskan 50 kilogram beras tiap hari untuk produksinya.

“Usaha lontong di Karanganyar sudah terkenal dari dulu. Saya awalnya merintis menjajakan ke lingkungan sekitar. Alhamdulillah, sekarang bisa ikut membuka lapangan kerja buat orang lain,” kata Nur Kholis.

Lontong buatan desa ini menggunakan lembar daun pisang dan dimasak dalam tungku besar selama 8 jam. Dengan harga jual Rp.1000 per lontong, Nur Kholis mampu mendapatkan omzet sekitar Rp. 1,5 juta per hari.

Kualitas lontong dari desa ini sangat dijaga. Meskipun harga beras naik, Nur Kholis dan teman-temannya tetap mempertahankan kualitasnya.

“Masing-masing rumah produksi memiliki pasar masing-masing. Saya memasok untuk penjual bakso dan lainnya. Ada juga yang memasok untuk pasar Genteng, Rogojampi, Muncar, hingga Wongsorejo,” jelas Nur Kholis.

Sementara itu Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat menggelar program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Karangsari, turut melihat proses pembuatan lontong. Beliau juga menikmati lontong buatan desa ini.

“Bentuknya sangat rapi. Rasanya juga enak, legit, dan tidak keras. Lontong sudah menjadi makanan yang akrab di lidah orang Indonesia. Bisa untuk lontong kikil, bakso, gado-gado, dan makanan lainnya. Jadi permintaannya cukup besar,” kata Ipuk.

Ipuk menambahkan, ekonomi Banyuwangi kini tumbuh dengan banyaknya usaha-usaha kerakyatan yang tumbuh seperti industri lontong rumahan ini.

“Karena itu, kami terus mendorong usaha mikro dengan berbagai program,” tambah Ipuk.

Dengan potensi ekonomi yang terus berkembang di dusun ini, industri lontong rumahan di Dusun Karanganyar, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, tidak hanya menjadi kebanggaan lokal tetapi juga memperkaya ragam kuliner Indonesia. (FR/RBT)

About Fareh Hariyanto

Check Also

Keluhan Baliho yang Robo di Dusun Sukopuro, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono yang tidak kunjung diperbaiki pemiliknya. (Foto. Joko Anwar)

Warga Desa Sukonatar Keluhkan Adanya Papan Reklame Roboh Imbas Angin Kencang yang Tak Kunjung Diperbaiki Pemiliknya

Warga Dusun Sukopuro, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, mengeluhkan kondisi papan reklame yang roboh dan belum juga diperbaiki oleh pemiliknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *