Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Megathrust di Desa Buluagung, Kecamatan Silirangung. (Foto. Istimewa)
Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Megathrust di Desa Buluagung, Kecamatan Silirangung. (Foto. Istimewa)

Pemkab Banyuwangi Gelar Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Megathrust di Buluagung

BINTANGTENGGARA.NET, Siliragung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi kembali menggelar simulasi evakuasi bencana gempa megathrust di Dusun Purwosari, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, pada Selasa 5 November 2024.

Simulasi itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi yang berpotensi menimbulkan tsunami.

Buluagung dipilih sebagai lokasi simulasi mengingat wilayah tersebut termasuk dalam kawasan yang berisiko terdampak gempa megathrust di pesisir selatan Jawa.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi terjadinya gempa megathrust yang dapat berdampak pada wilayah pantai selatan Jawa, termasuk Banyuwangi.

“Simulasi ini penting sebagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Kami mengedukasi masyarakat tentang cara-cara mitigasi dini ketika terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami,” ujar Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, saat membuka acara simulasi tersebut.

Menurut Sugirah dengan persiapan yang matang, pihaknya berharap dapat meminimalisir dampak yang timbul, meski ia tetap berdoa agar bencana itu tidak terjadi namun kesiapannya tetap harus dilakukan.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartarto, menjelaskan bahwa simulasi evakuasi kali ini dirancang dengan skenario gempa besar.

Hal itu dilakukan karena Banyuwangi pernah mengalami hal serupa pada tahun 1994 yang terjadi di laut selatan, disertai dengan tsunami.

Nantinya saat simulasi sirine tanda bahaya berbunyi, warga yang sudah dibekali pengetahuan tentang prosedur evakuasi segera bergerak menuju titik aman yang telah dipetakan yaitu dataran tinggi yang menjadi lokasi evakuasi sementara.

“Warga langsung bergegas menuju titik evakuasi, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun yang menunggu tumpangan. Kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak, serta mereka yang terluka, dibantu untuk segera sampai ke lokasi aman,” tambah Danang.

Selain simulasi, BPBD Banyuwangi juga telah memasang Sistem Peringatan Dini (EWS) di delapan titik sepanjang pesisir selatan.

Pemasangan EWS ini dimaksudkan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami.

“Titik-titik alarm peringatan tsunami ini telah dipasang di beberapa lokasi strategis, antara lain di Kampung Mandar, Blimbingsari, Pantai Satelit Muncar, Kantor Pelabuhan Muncar, Grajagan, Lampon, Pancer, dan Rajegwesi,” jelas Danang.

“Kami juga rutin melakukan uji coba setiap bulan untuk memastikan sistem ini berfungsi dengan baik,” tambahnya.

Danang menambahkan bahwa selain di Buluagung, Pemkab Banyuwangi juga akan menggelar simulasi evakuasi bencana megathrust di tiga wilayah lainnya yang berada di pesisir selatan.

Mulai dari Desa Grajagan di Kecamatan Purwoharjo, Desa Kalipahit di Kecamatan Tegaldlimo, dan Desa Tembokrejo di Kecamatan Muncar.

Simulasi itu diharapkan dapat semakin memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta memastikan bahwa sistem peringatan dini dapat berfungsi secara maksimal dalam kondisi darurat. (RBT/Far)

About Fareh Hariyanto

Check Also

Keluhan Baliho yang Robo di Dusun Sukopuro, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono yang tidak kunjung diperbaiki pemiliknya. (Foto. Joko Anwar)

Warga Desa Sukonatar Keluhkan Adanya Papan Reklame Roboh Imbas Angin Kencang yang Tak Kunjung Diperbaiki Pemiliknya

Warga Dusun Sukopuro, Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, mengeluhkan kondisi papan reklame yang roboh dan belum juga diperbaiki oleh pemiliknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *