BINTANG TENGGARA, Mekkah – Pemerintah Arab Saudi telah mulai mendistribusikan Kartu Nusuk, yang berfungsi sebagai identitas resmi bagi jamaah haji, kepada para jamaah haji asal Kabupaten Banyuwangi.
Proses distribusi tersebut dilakukan melalui Pengurus Maktab masing-masing kelompok. Jamaah haji yang tergabung dalam Kloter SUB-58 dan SUB-59 berada di bawah Maktab 26.
Sementara Kloter SUB-60 di bawah Maktab 28 dan Kloter SUB-57 di bawah Maktab 44. Ketua Maktab 26 secara simbolis menyerahkan Kartu Nusuk kepada Ketua Kloter SUB-58, Syafaat.
Pada acara tersebut, Kartu Nusuk untuk Kloter SUB-58 dan SUB-59 diserahkan secara resmi untuk kemudian didistribusikan kepada seluruh jamaah.
“Kartu identitas ini penting bagi jamaah haji karena digunakan sebagai izin untuk memasuki kawasan-kawasan suci seperti Arafah, Muzdalifah, Mina, serta Masjidil Haram selama musim haji,” kata Syafaat.
Kartu Nusuk merupakan inovasi terbaru dari pemerintah Arab Saudi yang dirancang untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan jamaah haji.
Tentu dengan teknologi canggih yang terintegrasi, kartu pintar ini juga bertujuan mencegah masuknya jamaah haji ilegal selama pelaksanaan ibadah haji.
Syafaat, dalam pernyataannya, mengingatkan bahwa pemeriksaan identitas kepada jamaah semakin ketat.
Oleh karena itu, ia menghimbau seluruh jamaah untuk selalu membawa identitas mereka kemanapun pergi.
“Pemeriksaan juga sampai di lobi hotel,” ujar Syafaat.
Selain itu, pemeriksaan juga diperketat di jalan-jalan yang memasuki Kota Makkah guna melakukan penertiban Jemaah Haji yang tidak menggunakan visa haji.
Untuk itu, Syafaat menghimbau seluruh jamaah haji dari Kabupaten Banyuwangi agar tidak keluar dari kota Makkah selama masa haji.
“Untuk umroh, dapat mengambil miqat dari Tan’im dan tidak disarankan mengambil miqat di luar kota Makkah,” tambahnya.
Distribusi Kartu Nusuk ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Kerajaan Arab Saudi untuk meningkatkan manajemen dan layanan haji.
Serta memastikan keamanan, serta memberikan kenyamanan yang maksimal bagi semua jamaah haji yang datang ke tanah suci.
Tentu dengan penerapan teknologi canggih, diharapkan para jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk dan lancar tanpa adanya gangguan administratif. (FR/RBT)